Kegiatan Kerjasama
 
No Kegiatan Lembaga
     
1 .
To help small coffee farmers to increase coffee production and gain better access to markets
Periode Kerjasama : 2013 - 2014
 
To help small coffee farmers in South Sulawesi implement good agricultural practices to increase coffee production and gain better access to markets.
 
     
     
2 .
To assist small coffee farmers to increase coffee production and gain better access to markets
Periode Kerjasama : 2014 - 2016
 
To assist small coffee farmers in South Sulawesi with the implementation of good agricultural practices to increase coffee production and gain better access to markets
 
     
     
3 .
Bankable Integrated Farming Project
Periode Kerjasama : 2013 - Sekarang
 
GOAL Utilizing Agricultural Waste To Support Environmentally Friendly Agricultural Integration In Order To Create Bankable Small Scale Farming OBJECTIVES Reducing Greenhouse Gas Emissions from Agricultural & Energy Sectors Indicators : 1. The reduction of at least 50% chemical fertilizer usage and application of farming practices that are more environmentally friendly. 2. The reduction of at least 30% cane grass usage as cattle feed and substitute it with agricultural waste silage such as straw, corn stalks and cocoa skin. 3. The reduction of at least 80% fossil fuel usage for daily cooking needs in the households 4. The reduction of at least 15% fossil fuel consumption for daily lighting purposes in the households. 5. The reduction of burning practices of straw/wood sticks/cocoa waste in the plantation/paddy field up to 80%. Activities : 1. Mentoring and developing cow manure biogas digester. 2. Mentoring and application of agricultural waste silage such as
 
     
     
4 .
Pengembangan Biogas Rumah di 4 Kabupaten di Sulawesi Selatan
Periode Kerjasama : 2011 - 2013
 
Program BIRU adalah inisiatif Hivos dan SNV dan dilaksanakan oleh Yayasan Rumah Energi (YRE) dengan bekerja sama erat dengan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral dan dukungan dari Kedutaan Besar Norwegia, program EnDev (Energizing Development) serta para mitra untuk mempromosikan bentuk energi terbarukan yang modern dan lestari bagi masyarakat Indonesia. Program BIRU ini mempromosikan penggunaan reaktor biogas sebagai sumber energi lokal yang berkelanjutan dengan mengembangkan pasar. Program ini juga bekerja untuk pengembangan sektor biogas komersial berorientasi pasar yang mengarah pada terciptanya lapangan pekerjaan. Teknologi biogas membawa banyak manfaat, termasuk berkontribusinya terhadap pemberantasan kemiskinan dan penyediaan ketahanan pangan yang lebih besar. Pendekatan BIRU untuk program ini akan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat setempat, membuka lapangan kerja baru, dan juga mempengaruhi ekonomi lokal. Meskipun Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) tidak secara spesifik menargetkan sektor energi, secara tidak langsung teknologi biogas tidak diragukan lagi memiliki dampak positif pada pemenuhan MDGs di negara-negara berkembang.
 
     
     
5 .
Implementing Bankable Integrated Farming
Periode Kerjasama : 2010 - 2011
 
This project is to utilize farming wastes to improve smallholder farmers’ livelihoods and promote sustainable agriculture practice. Wastes like corn cobs and stalks, cocoa husks, paddy straws are fermented to be cattle feed while the dung of the cattle is for cooking fuels, lighting and fertilizer. Most farmers in developing countries are smallholders who do not have enough access to improve their livelihoods due to lack of resources. Meanwhile, at the farm level, land productivity and quality is decreasing due to over application of chemicals while their current farming practices produce a big deal of farming wastes leading not only to environmental problems but also social and health problems thus making smallholder farming not bankable. This project will contribute to a Nutrients for all by utilizing something considered problems. Farming wastes are formulated to be cattle feed since feed covers 70% of cow breeding/fattening costs therefore more cows raised with less resources required. When processed to be fertilizers through biogas, Cow dung will generate extra income, improve farming productivity about 15 – 20%, reduce at least half cost for chemicals, and promote healthy, natural ecosystems. Furthermore, biogas is able to reduce cooking fuel cost at least 80% and lighting cost up to 30%. This model will also make smallholder farming more bankable since reducing potential for non performing loan. To date, the project has constructed 63 biogas digesters. Furthermore, 8 have generated income from their compost and foliar fertilizer business. More than 78 households have reduced application of chemical fertilizer (some even have farmed without chemical fertilizer) and have benefited harvest increase 15-20%. 78 households have enjoyed cooking fuel cost saving at least 80% and 10 households have saved electricity cost up to 30%. Furthermore, 57 people have been trained for fermented cow feed (silage). 4 farmer groups have been facilitated cow agribusiness credit amounting about US$ 100,000 from bank. Another impact of the project is promoting confinement of cows (not free grazing) which contributes to the reduction of greenhouse gases emission. Less pollution and better sanitation are also reported by some biogas users while some others reported to stop cutting trees for cooking fuel.
 
     
     
6 .
Bantuan Teknis Bagi Petani Jagung di Kabupaten Bantaeng
Periode Kerjasama : 2009
 
Yapensa bekerjasama dengan PNPM Agribisnis Pedesaan memberikan bantuan Teknis Bagi Petani Jagung di Kabupaten Bantaeng. program percepatan penanggulangan kemiskinan dengan meningkatkan pendapatan petani perdesaan melalui peningkatan produksi dan akses pemasaran hasil pertanian menggunakan mekanisme kelembagaan PNPM Mandiri Perdesaan (seterusnya: PNPM MP). Kegiatan PNPM AP terutama berkaitan dengan bagaimana memecahkan permasalahan dan mengembangkan potensi pertanian perdesaan, mulai aspek perencanaan produksi, proses produksi, pasca produksi sampai dengan pemasaran hasil pertanian. Pendekatan yang digunakan adalah partisipatif dan berbasis pada kelompok tani atau kelembagaan yang telah ada di masyarakat, sehingga PNPM AP diharapkan mampu meningkatkan mutu usulan kegiatan dalam proses perencanaan pembangunan secara partisipatif khususnya dalam bidang pengembangan potensi Pertanian Perdesaan berikut upaya mengatasi masalah yang dihadapi. PNPM AP mendukung perluasan model PNPM Mandiri Perdesaan terutama bagi kegiatan pengembangan ekonomi produksi pada tingkat rumah tangga. Masyarakat perdesaan dibantu untuk mengidentifikasi kendala-kendala utama dan peluang terhadap produksi dan akses pasar hasil pertanian. Dalam kegiatan ini masyarakat petani di perdesaan akan mendapatkan bantuan teknis dari tenaga ahli sesuai dengan usulan dari masyarakat melalui mekanisme kompetisi.
 
     
     
7 .
Studi Kelayakan Pengembangan Jagung
Periode Kerjasama : 2008
 
Studi Kelayakan Pengembangan Jagung bekerjasama dengan PT. Berjaya. Yapensa melakukan studi kelayakan pengembangan jagung untuk melihat potensi pengembangan dan perluasan area penanaman Jagung.
 
     
     
8 .
Koordinator Kontributor Harga Jagung Lewat SMS Se Provinsi Sulawesi Selatan
Periode Kerjasama : 2008 - 2013
 
Sistem Informasi Harga Komoditi menampilkan harga-harga komoditi di seluruh Indonesia mulai dari level terbawah hingga level teratas dalam siklus penjualan komoditi. Harga ini diperoleh dari perwakilan setiap level penjualan yang bekerja sama dengan BAPPEBTI. Perwakilan ini untuk seterusnya disebut dengan kontributor dan level penjualan disebut dengan kualifikasi. Pembentukan harga untuk setiap kualifikasi kontributor dilakukan dengan rumusan tertentu. Setiap kualifikasi kontributor mengirimkan harga dua kali sehari melalui jalur SMS dengan format yang telah ditentukan BAPPEBTI. Harga ini dapat dianggap sebagai patokan untuk wilayah di mana kontributor berada dan wilayah-wilayah di sekitarnya yang bebas dari permainan harga oleh pihak-pihak tertentu. Yapensa mengkoordinasi kontributor harga jagung lewat SMS se Provinsi Sulawesi Selatan.
 
     
     
9 .
Sosialisasi Program Resi Gudang Untuk Petani Jagung di Gowa
Periode Kerjasama : 2010
 
Sistem Resi Gudang merupakan salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh para petani, kelompok tani, gapoktan, koperasi tani maupun pelaku usaha (pedagang, prosesor, pabrikan) sebagai suatu instrumen tunda jual dan pembiayaan perdagangan karena dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha dengan jaminan barang (komoditi) yang disimpan di gudang. Yapensa Membantu Sosialisasi Program Resi Gudang Untuk Petani Jagung di Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
 
     
     
10 .
Fasilitasi Bantuan Kredit Bagi Petani Jagung dan Sapi di Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Bone.
Periode Kerjasama : 2008 - sekarang
 
Yapensa telah memfasilitasi petani jagung dan sapi di Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Bone mendapatkan bantuan kredit Ketahanan Pangan dari BRI Cabang Bantaeng dan BRI Cabang Bone. Kredit ketahanan pangan adalah kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati.